Kesehatan dan Keselamatan Jadi Prioritas, Belajar Tatap Muka Belum Bisa Dilaksanakan
DRAMEDIA.ID,- Prioritas utama pemerintah sebenarnya lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19.
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, menyatakan pihaknya belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk belajar tatap muka untuk tingkat PAUD, SD, hingga SMP, mengingat hingga kini trend temuan kasus konfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Garut cenderung naik. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, di Garut, Kamis (27/8/2020).
Rencananya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, akan memulai belajar tatap muka mulai bulan September nanti, namun karena untuk tingkat SMA/SMK yang rencananya dimulai tanggal 18 Agustus 2020 kemarin, akhirnya urung, karena kasus konfirmasi postif hampir di setiap kabupaten/kota di Jawa barat cenderung naik, apalagi berdasarkan keputusan bersama empat menteri bahwa tahapan masuk sekolah (tatap muka) setelah SMA-SMK masuk, baru diikuti ke jenjang di bawahnya seperti SMP, SD hingga PAUD.
Menurut Totong, meski sarana dan prasarana sudah siap, pihaknya tetap memperhatikan situasi dan kondisi saat ini, apalagi di beberapa wilayah cenderung belum berubah menjadi zona hijau seluruhnya. Bila terindikasi dalam kondisi tidak aman, apalagi terdapat kasus terkonfirmasi positif Covid-19, atau tingkat risiko daerah berubah menjadi oranye atau merah, satuan pendidikan wajib ditutup kembali.
Baca Juga:
- Jalan Poros Tengah Penghubung Cilawu-Banjarwangi Dihentikan
- Tidak ada Kalah Menang, Friendly Match Futsal HBCI FC vs R29 Official
- Diklaim Laptop Terkuat di Dunia, Asus Rilis ProArt di Indonesia
- Kongres I KWG 2020, Menguatkan Kolaborasi yang Sinergis dalam Meningkatkan Profesionalisme
“Meski secara keseluruhan di beberapa kecamatan risiko rendah, apalagi bila zona hijau mungkin saja dibuka belajar secara tatap muka. Namun bila diamati kelihatannya belum landai,”ujar Totong.
Totong juga menilai, jika tahapan masuk sekolah dibuka, dan sekolah dinayatkan aman, belum tentu di tengah perjalanan anatar rumah dan sekolah dijamin aman. Totong bahkan mencontohkan, di luar seperti angkutan umum, atau saat berjalan kaki, berpotensi tertular atau menularkan virus, karena adanya interaksi.
“Ketika semakin banyak kerumunan, maka semakin banyak pula yang harus diantisipasi, ini berisiko terjadi kluster baru, dan ini bahaya juga. Jadi, kita mengikuti aturan pusat saja,” ungkapnya.
Totong kembali menegaskan, kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan warga sekolah menjadi prioritas utama, sehingga Pemerintah Kabupaten Garut tidak akan melaksanakan untuk belajar tatap muka jika kondisi belum memungkinkan. Untuk proses Belajar Mengajarv (KBM), pihaknya telah berupaya memperkuat metode pembelajaran jarak jauh (PJJ), blended learning – kombinasi pembelajaran jarak jauh antara daring dan luring. Pihaknya juga bisa memanfaatkan media elektronik seperti radio, TV, modul, video pembelajaran, guru kunjung (home visit), buku belajar untuk siswa.
“Tidak harus selalu daring, bisa juga melalui guru kunjung atau orangtua datang ke sekolah mengambil buku pelajaran. Kami ada 9 radio komunitas untuk belajar jarak jauh termasuk TV. Kita akan buat TV Pendidikan di Kabupaten Garut,” pungkasnya. (Yan)***
Pingback: Melalui Pembinaan Ketahanan Pangan, Wujud Kepedulian TNI-AD Terhadap Perekonomian Bangsa – Dramedia
Pingback: 54 kafilah Perwakilan 10 pesantren di Kabupaten Garut, Ikuti MTQ ke-36 Tingkat Jabar – Dramedia
Pingback: Penandatanganan MoU dan penyerahan PNBP Korem 062/Tarumanagara – Dramedia